01 November 2009

Djoko Sableng in Java

Gerbang Balai Desa Bangun Harjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta

Menghirup segarnya udara pagi di halaman Balai Desa


Adu kekuatan sama "yang nunggu" di Balai Desa


Ini dulunya rumah Kakek moyangku, diwariskan kepada Bapakku. Pada waktu Gempa di Jogja tahun 2006 lalu, rumah ini hancur berkeping-keping. Alhamdulillah atas bantuan dana dari Pemerintah, rumah ini tegak kembali walaupun dengan ukuran yg lebih kecil. Karena dana yang diberikan tak mencukupi, jadilah rumah seperti ini, hingga kini tanpa daun pintu dan jendela. Nenekku tinggal di sebelahnya, rumahnya Bulik-ku

Bernostalgila dengan Piet Onthel.
Lokasi di halaman rumah Kakek (orang tuanya Emakku), di Dusun Gadungan Kepuh Desa Canden Kecamatan Jetis, Sewon, Bantul

Suasana kampung yang sejuk dan damai.
Si eMbah mau pergi ke pasar tuh....

Tugu peringatan gempa di tepi sawah

7 comments:

iluvtari said...

gak tahan liat gambar paling atas.
kuku bima energi, roso!

Djoko Sableng said...

Begitulah Jeng, di Jawa sono saya emang tetangganya Mbah Marijan. Antara Gunung Merapi & Bantul 'kan deket.... sayang kemaren gak sempet sowan ke Beliau.

iluvtari said...

alhamdulillah, nyambung. dak kayak si ikhwan suci yg nganggep komenku sbg cerminan akhwat gak gebe. sama2 belum tentu masuk surga udah serasa paling bener

Anonymous said...

lebih komplit klo ada si kecil heee

Djoko Sableng said...

welhadalah.....! Si kecil maksud-e sopo tho Mas Ibnu? Ane kan lum punya 'pengikut', apalagi 'buntut' hehe...

Arief Rahman Heriansyah said...

Tinggal di Djokja ya Mas?

Kapan ya saya bisa ke sana...Ke luar kota aja saya nggak pernah.

Tapi saya yakin kok saya nantinya bakalan menjejakkan kaki di sana!

Djoko Sableng said...

Aamiin. Semoga keinginan Dik Arief segera terkabul.
Saya tiggal di Jambi, kebetulan lebaran kemarin silaturrahim ke Jogja mengunjungi Kakek & Nenek.

Post a Comment