01 February 2010



Dari Abu Sa'id Al-Khudri Rodhiallohu 'anhu, bahwa Rasululloh Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda:

إذا وضعت الجنازة واحتملها الناس أوالرجال على أعناقهم , فان كانت صالحة قالت : قدمونى ، وان كانت غيرصالحة ، قالت : ياويلها أين تذهبون بها ؟ يسمع صوتها كل شىءإلا الانسان ولوسمعه صعق

"Apabila jenazah telah diletakkan (di dalam keranda) dan dipikul oleh manusia atau orang-orang di atas pundak mereka, maka jika jenazah itu orang shaleh, ia akan berkata: 'Segera, segeralah antarkan aku!' Namun apabila jenazah itu bukan orang shaleh maka ia akan berkata: 'Aduh celaka! kalian akan membawanya kemana?!' Segala sesuatu mendengar suara (rintihan)nya kecuali manusia. Seandainya manusia mendengarnya pasti ia terkapar(pingsan)."
[HR. Bukhari]

Hadits diatas oleh Imam An-Nawawi Rahimahulloh, dimasukkan ke dalam Bab. Memadukan Antara Khouf (rasa takut) dan Roja' (berharap) kepada Allah, dalam kitabnya yang terkenal, Riyadhush-Shalihin. Di dalam hadits Rasululloh yang mulia ini tekandung banyak pelajaran yang sangat berharga.

Faedah yang dapat diambil dari hadits tersebut antara lain:

1. Terdapat perintah untuk senantiasa takut kepada Allah dan berharap kecintaan dari Allah., karena tidak ada seorangpun yang bisa memastikan takdirnya dimasa yang akan datang. Takut apabila amalan-amalan yg kita lakukan tidak diterima oleh Allah dan berharap bahwa Allah akan memberikan balasan yang terbaik.

2.Terdapat gambaran tentang dahsyatnya kehidupan setelah kematian.

3. Disyariatkan untuk menyegerakan penyelenggaraan jenazah.

3. Termasuk bagian dari Sunnah yaitu memikul jenazah di atas bahu menuju kuburan. Adapun mengangkut jenazah dengan mobil tanpa ada uzur, misalnya karena jaraknya yang jauh, adalah menyelisihi sunnah.

4. Yang disyariatkan untuk menggotong jenazah adalah laki-laki.

5. Termasuk nikmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah tidak dapat mendengar suara rintihan jenazah ketika diusung.

Dikutip dari penjelasan Al-Ustadz Abu Salma Al-Rifaindry dalam kajian Kitab Syarah Riyadhush-Shalihin karya Syaikh Salim Al-Hilali di Masjid Nurul Islam Universitas Jambi.