14 July 2009

Jangan Marah-Marah.....!!!


Dari Abu Hurairah Rodhialloh’anhu bahwa seseorang berkata kepada Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam, “Berwasiatlah kepadaku.” Beliau Bersabda : “Jangan marah!” Beliau mengulanginya berkali-kali, dengan ucapan, “Jangan marah!”

[HR. Bukhari, no. 6116]


PENJELASAN HADITS :

Imam an-Nawawi berkata :

Sabda Beliau, “Jangan marah.” Artinya jangan luapkan amarahmu. Larangan tersebut bukan merujuk pada kemarahan itu sendiri, karena itu merupakan tabiat manusia, dan manusia tidak akan sanggup mengenyahkannya.

Seseorang datang kepada Nabi Sholallohu’alaihi wasallam, lalu mengatakan, ‘Wahai Rosululloh, ajarkan kepadaku tentang suatu ilmu yang mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka.’ Beliau bersabda : “Jangan marah, dan kamu mendapatkan surga”

[HR. Thabrani ]

Imam Ibnu Daqiq al-‘Id Berkata :

Penulis (kitab) al-Ifshah mengatakan, boleh jadi Nabi telah mengetahui orang ini banyak marah, lalu Beliau mengkhususkannya dengan wasiat ini. Nabi telah memuji orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika sedang marah dengan sabdanya :

“Orang yang kuat itu bukanlah dengan bergulat, tetapi orang yang kuat ialah yang mampu menguasai dirinya ketika marah.”

[HR. Bukhari, no. 6114 dan Muslim, no.2609]

Disebutkan dalam hadits, “Sesungguhnya kemarahan itu berasal dari setan.” Karenanya, dengan kemarahan tersebut manusia keluar dari keadaannya yang lurus, berbicara dengan kebatilan, melakukan suatu yang tercela, meniatkan kedengkian dan permusuhan, serta hal-hal tercela lagi diharamkan lainnya. Semua itu berasal dari kemarahan- seoga Alloh melindungi kita darinya.

Disebutkan dalam hadits Sulaiman bin Shard, Bahwa meminta perlindungan kepada Alloh dari setan yang terkutuk dapat menghilangkan kemarahan.” Sebab, setan lah yang menghiasi kemarahan (sehingga nampak baik). Setiap orang yang menginginkan perkara yang berakibat baik, maka setan menyesatkan dan menjauhkannya dari ridho Alloh. Memohon perlindungan kepada Alloh darinya merupakan senjata paling kuat untuk menolak tipu dayanya.

Syaikh as-Sa’di berkata :

Orang ini menyangka bahwa ini adalah pesan yang bersifat parsial, sedangkan ia ingin agar Nabi berpesan kepadanya dengan ucapan yang bersifat universal. Karena itu ia mengulanginya. Ketika nabi mengulangi ucapan yang sama, maka ia tahu bahwa ini adalah ucapan jami’ (ringkas tapi padat maknanya). Sabda Nabi, “Jangan marah!” berisi dua perkara penting :

Pertama, perintah supaya melakukan berbagai upaya dan senantiasa berakhlak mulia: santun dan sabar, serta menyiapkan dirinya menghadapi perilaku yang biasa dilakukan manusia berupa ucapan dan perbuatan yang menyakitkan.

Kedua, perintah – sesudah marah – agar tidak meluapkan kemarahannya. Karena kemarahan, pada umumnya, manusia tidak dapat menolaknya, tetapi mampu untuk tidak meluapkannya.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata :

  1. Wasiat ialah pesan kepada seseorang dengan perkara yang penting. Orang ini meminta kepada Nabi agar berwasiat kepadanya, maka beliau bersabda, “Jangan marah!” Nabi beralih dari wasiat dengan takwa, yang dengannya Alloh berwasiat kepada umat ini dan berwasiat kepada kaum yang diberi kitab sebelum kita, kepada sabdanya, karena beliau tahu kondisi orang tersebut, wallohu a’lam apakah dia sering marah oleh karena itu Beliau berwasiat “Jangan marah!” Yang dimaksud bukanlah melarang marah yang merupakan salah satu tabiat manusia. Tetapi, maksudnya, kuasailah dirimu ketika marah, dengan tidak meluapkan tuntutan kemarahan.
  2. Seorang mufti dan pendidik semestinya memperhatikan keadaan orang yang meminta fatwa dan orang yang diberi pelajaran, serta berbicara kepadanya sesuai keadaan yang menuntutnya; kendatipun seandainya ia berbicara dengan selainnya, maka ia berbicara dengan topik pembicaraan yang lain.

Sumber : Kitab Syarah Arbain An-Nawawi, karya Sayyid bin Ibrahim al-Huwaithi, Penerbit DARUL HAQ

2 comments:

iluvtari said...

abiz dimarahin ustadz ya pak??

Djoko Sableng yg gak bener2 Sableng said...

Enggak kok Jeng.... Jelek-jelek begini, saya ini murid yang baik lho....

Cuma sekedar peringatan utk diri sendiri biar jangan sampai marah-marah yang nggak jelas...

Post a Comment