17 December 2009

1431 H

Hari ini merupakan hari pertama di tahun 1431 Hijriyah, tahun dalam sistem penanggalan Islam yang mungkin masih banyak generasi muda Islam yang belum mengenalnya dengan baik. Mereka lebih akrab dengan kalender Masehi. Coba, tanya saja mereka, berapa banyak yang hafal urutan nama bulan dalam satu tahun hijriyah?

Di tahun baru ini, tak salah jika kita ber-muhasabah diri, tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di waktu-waktu yang lalu. Walaupun evaluasi amal kita itu bisa kita lakukan setiap saat dan tidak terbatas pada saat tahun baru saja. Apakah kualitasnya sudah semakin meningkat, atau malah sebaliknya. Saya kira kegiatan muhasabah ini lebih banyak bermanfaat dan lebih dapat menghemat waktu dan biaya dari pada menyelenggarakan perayaan-perayaan yang memang tak ada contohnya dari Rasulullah.

Bagi saya sendiri, Bulan muharam merupakan bulan yang bersejarah, karena pada saat itulah saya dilahirkan ke dunia ini, yaitu kira-kira tanggal 28 atau 29 Muharram 1403 Hijriyah. Mengapa ada dua kemungkinan tanggal lahir saya? Karena sistem penanggalan Qomariyah ini memiliki keunikan tersendiri, yang kadang-kadang terjadi perbedaan antara perhitungan Hisab dengan Rukyat.

Bilangan usia semakin bertambah, tapi jatah umur makin berkurang. Ternyata masih banyak lagi hal-hal yang harus saya perbaiki di masa depan. Target-target dimasa lalu masih banyak yang belum terpenuhi. Terutama untuk memenuhi harapan Orang Tua Tercinta.

Ada satu fenomena menarik di permulaan tahun baru kali ini. Tahun ini diawali hari Jumat, dan bertepatan dengan Jumat Kliwon dalam penanggalan Jawa. Mengapa disebut menarik (menurut saya)? Karena hari ini adalah hari yang dikeramatkan oleh para praktisi klenik dan perdukunan yang banyak dilakukan oleh orang Jawa di tanah air kita ini (Alhamdulillah, saya tdk termasuk lho...). Mereka menyebutnya sebagai bulan suro (yg berasal dari kata asyura’ ). Pada malam hari awal tahun biasanya di-isi dengan kegiatan begadang dengan disertai ritual-ritual khusus yang sarat dengan aroma kesyirikan. Ada yang memandikan benda-benda pusaka yang dianggap keramat, ada pula yg bertapa di tempat-tempat tertentu dan lain sebagainya. Mereka beranggapan bahwa malam tanggal 1 Suro merupakan waktu puncak berkumpulnya kekuatan dari alam ghaib.

Hal-hal seperti itu benar-benar nyata saya rasakan malam tadi sewaktu saya diminta menjemput seorang teman di simpang Aur Duri, Mendalo Darat. Ketika sedang menunggu teman saya itu, tercium sangat jelas aroma tajam bunga dan kemenyan yang dibakar. Entah siapa yang membakar, tapi saya bisa menduga bahwa itu dilakukan oleh para praktisi klenik itu. Bunga dan kemenyan memang merupakan sebagian dari benda-benda yang lazim digunakan sebagai sarana dalam dunia perdukunan. Kita berlindung kepada Allah agar dijauhkan dari hal-hal yang demikian.

Bagi seorang mukmin tentunya dan seharusnya mempunyai pandangan yang berbeda dalam memaknai bulan dan hari. Tentu saja harus tetap dalam bingkai syariah. Muharram merupakan salah satu bulan yang memiliki kemuliaan. Karena didalamnya kita disunnahkan untuk berpuasa, yaitu pada tanggal 10 Muharram.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, dia berkata, Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah, (yakni bulan) Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.” [HR. Muslim no.1163]

Ketika Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam ditanya tentang ketuamaan puasa di bulan Muharram tersebut, Beliau bersabda: “Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu.” [HR. Muslim no.1162]

Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram didahului dengan puasa pada tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang Yahudi yang juga mengagungkan tanggal 10 Muharram. Nabi Bersabda: “Jika saja aku masih hidup tahun depan, maka aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).” [HR. Muslim no.1134].

Demikian pula dengan hari Jumat. Hari ini memiliki banyak keutamaan karena merupakan hari raya pekanan bagi seorang muslim. Di hari Jumat ini disyariatkan Shalat Jumat bagi laki-laki. Dan di hari jumat ini juga terdapat satu waktu yang utama bagi terkabulnnya do’a.

Dengan mengetahui akan keutamaan Bulan Muharram dan hari Jumat, sudah seharusnyalah kita sebagai muslim untuk mengisinya dengan sebaik baiknya. Semoga Allah memudahkan kita dalam melakukan amal-amal ketaatan.

Maroji’: Majalah As-Sunnah, No. 09/Thn. XIII Dzulhijjah 1430 H/Desember 2009 M

0 comments:

Post a Comment